Minggu, 26 Agustus 2012

Korban Kecelakaan

Udah lama yaa rasanya kami ga posting di blog tercinta. Ada kiriman nih dari salah satu alumni kami, Kang Bondan Prasetyo. Sebuah cerpen berbentuk dialog. Selamat menyimak yaa.. :)


Suatu ketika di alam sana,

Mr. Bad Luck (malaikat) : "Hey, kalian korban kecelakaan yaa? kumpul di sebelah sana dulu ya. nanti kalian dapet keringanan masuk surga."
Sriwid : "Berapa lama yaa kita disuruh nunggu di sini?"
Bilal : "Ga tau nih. emang kita dapet keringanan yaa?"
Sriwid : "Emang ada apa yaa kok kita dapet keringanan masuk surga?"
Bilal : "Ga tau juga.. bagus kan kita masuk surga?"
Sriwid : "Iya sih emang bagus.. mungkin mereka lihat kita mati menderita kali ya makanya dikasih keringanan masuk surga."
Bilal : "Agak konyol sih alesannya, tapi ga apa-apa deh."


===========================


Mr. Bad Luck : "Ayo korban kecelakaan.... sini pada absen.... oke, gue absen satu-satu yaa. sebutin nama dan jenis kecelakaan. Ngomong yg jelas, jangan kaya orang kumur - kumur."
Sriwid : "Nama, Sriwid. Kecelakaan gara - gara ditabrak bis waktu mau nyebrang ke pasar.."
Mr. Bad Luck : "Oke"
Bilal : "Nama, Bilal, 45 tahun. Truk sayur yg gue setirin ketabrak kereta. gara - gara setan budek, gue jadi ga denger ada kereta."
Mr. Bad Luck : "Oke"
Kosim : "Nama, Mat Kosim. gue mati gara- gara orang kampung salah gebukin gue, dikiranya gue maling."
Mr. Bad Luck : "Oke"


Mr. Bad Luck : "Loe siapa? Cengar - cengir, jangan genit loe...!"I
ntan : "Nama gue, Intan. gue mati karena kecelakaan."
Mr. Bad Luck : "iya, kecelakaannya apa? sebutin.. lagian ga ada nih nama Intan di dalem catetan gue... loe penyusup ya? bukan korban kecelakaan kan?"
Intan : "gue korban kecelakaan kok. | loe ga lihat perut gue buncit gini. ini gara -gara kecelakaan dan pacar gue ga mau tanggung jawab...."
Mr. Bad Luck : "hadeuuuuuhh capede... itu mah 'kecelakaan' lain. kalo jenis kecelakaan gitu ga dapet keringanan. sana, masuk neraka...!!!!!"
Intan : "kok gitu?? ini kan kecelakaan juga!!!!"
Mr. Bad Luck : "udah sana masuk..!!!!"
Intan : HUAAAA, TOLONG JANGAN MASUKIN GUE KE NERAKA!!! GUE JUGA KORBAN KECELAKAAN DAN KETIDAKADILAN.. TOLONG SAYA MR. BAD LUCK!!!!!"
Mr. Bad Luck : "sekarang gue tanya sama loe. sebelum terjadi kecelakaan loe pasti diajak main 'gelap-gelapan'.. nah, waktu diajak itu loe juga mau apa engga???"
Intan : "Eeehhh.. iya sih mau juga...."
Mr. Bad Luck : "..........." (tepok jidad)
Mr. Bad Luck : "Capedeeee... itu mah bukan korban namanya. salah loe sendiri kecelakaannya. udah, ke neraka!!!"
Intan : "huaaaaaaa........."
Mr. Bad Luck : "tenang aja, gue adil kok. entar si cowok juga gue seret ke neraka nemenin elu di sana!!!"


Mr. Bad Luck : "Capede.... hufff... anak zaman sekarang senengnya main 'gelap - gelapan'..."



=============END=============



Nah itu kiriman dari kang Bondan. Berikan komentarnya yaa.. :)

Sabtu, 14 Juli 2012

Prinsip - Prinsip PK

Interarmacaritas. (PMR....!) Balik lagi nih bareng Juresix setelah seminggu ga posting gara - gara sibuk persiapan demo hari ini (14 Juli 2012) di sekolah tercinta. cieelahh bahasanya. :D Oiya, kali ini Juresix mau berbagi nih dengan sahabat2 PMR tentang prinsip - prinsip Perawatan Keluarga. Pasti udah tau kan bagian Perawatan Keluarga itu apa? Yap, Perawatan Keluarga atau yang punya nama beken PK itu merupakan perawatan yang diberikan ke keluarga kita sob, dengan peralatan yang ada dan sederhana tetapi tetap memuaskan. Nah, di sini Juresix mau kasih tau teman - teman mengenai prinsip PK itu sendiri. Prinsip PK ada 11, diantaranya:
1. Sikap yang baik seorang Pelaku PK penting untuk memberi kesan baik tentang kepribadiannnya:
·         Berperikemanusiaan
·         Bertanggungjawab
·         Selalu mengutamakan kepentingan si sakit
·         Selalu bersikap terbuka
2.    Menunjukan kemanuan kerja dengan tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu.
3.    Mempunyai sifat ramah, selalu senyum, bersedia untuk mendengarkan keluhan dan mampu menenangkan si sakit.
4.    Berfikirlah sebelum bertindak atau bekerja
5.  Pengamatan serta informasi yang berwenang sangat bermanfaat dan membantu dalam menjalankan tugas perawatan
6.    Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan di sakit dengan tidak mengabaikan kebersihan diri sendiri.
7.    Catatlah selalu hasil pengamatan dan perawatan secara singkat jelas
8.    Usahakan agar tidak menambah penderitaan orang yang sedang sakit
9.    Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/ petugas kesehatan.
10. Jika perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas atau rumah sakit, persiapkan dengan baik, baik keperluan orang sakit juga transportasi.
11. Selalu menjaga kerahasiaan medis pasien.

 Nah, itu tuh prinsip dari PK. Semoga bermanfaat yaa kawan.. jangan lupa beri saran untuk postingan ini dan selanjutnya. See you. :)



Jumat, 06 Juli 2012

Pembidaian


PENGERTIAN
Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi) 

TUJUAN PEMBIDAIAN 
1. Mencegah pergerakan / pergeseran dari ujung tulang yang patah
2. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah
3. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah
4. Mengurangi rasa nyeri
5. Mempercepat penyembuhan

MACAM – MACAM BIDAI
1. Bidai keras
Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di lapangan.
Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.

2. Bidai traksi
Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.
Contoh : bidai traksi tulang paha

3. Bidai improvisasi
Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong.
Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.

4. Gendongan/Belat dan bebat
Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera.
Contoh : gendongan lengan

PRINSIP PEMBIDAIAN
1. Lakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan mengalami cidera ( korban yang dipindahkan)
2. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang
3. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan

SYARAT – SYARAT PEMBIDAIAN
1. Siapkan alat – alat selengkapnya
2. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur dulu pada anggota badan korban yang tidak sakit
3. Ikatan jangan terlalu keras dan terlalu kendor
4. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan
5. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang patah
6. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai
7. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas

Pembalutan


PENGERTIAN
Membalut adalah tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.

TUJUAN
1. Menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser dari tempatnya
2. Mencegah terjadinya pembengkakan
3. Menyokong bagian badan yang cidera dan mencegah agar bagian itu tidak bergeser
4. Menutup agar tidak kena cahaya, debu dan kotoran

ALAT DAN BAHAN
1. Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga
2. Dasi adalah mitella yang berlipat – lipat sehingga berbentuk seperti dasi
3. Pita adalah pembalut gulung
4. Plester adalah pembalut berperekat
5. Pembalut yang spesifik
6. Kassa steril

1. Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga
  • Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50 – 100 cm.
  • Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang terbentuk bulat atau untuk menggantung bagian anggota badan yang cedera.
  • Pembalut ini bisa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki dan untuk menggantung tangan
Cara membalut dengan mitela :

  • Salah satu sisi mitella dilipat 3 – 4 cm sebanyak 1 – 3 kali.
  • Pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan diluar bagian yang akan dibalut, lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi itu diikatkan.
  • Salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan pada ikatan b, atau diikatkan pada tempat lain maupun dapat dibiarkan bebas, hal ini tergantung pada tempat dan kepentingannya
Gambar cara membalut dengan mitela :

  • Luka pada atap tengkorak
  • Luka pada dada
  • Lengan yang cedera
  • Telapak kaki

2. Dasi adalah mitella yang berlipat – lipat sehingga berbentuk seperti dasi

  • Pembalut ini adalah mitella yang dilipat – lipat dari salah satu sisi segitiga agar beberapa lapis dan berbentuk seperti pita dengan kedua ujung – ujungnya lancip dan lebarnya antara 5 – 10 cm.
  • Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis dan kaki terkilir

Cara membalut dengan dasi :

  • Pembalut mitella dilipat – lipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk pita dengan masing – masing ujung lancip.
  • Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan.
  • Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara sebelum diikat arahnya saling menarik.
  • Kedua ujungnya diikatkan secukupnya

3. Pita adalah pembalut gulung

  • Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kassa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering adalah dari kassa, hal ini karena kassa mudah menyerap air, darah dan tidak mudah bergeser (kendor)
  • Macam – macam pembalut dan penggunaanya :
    • Lebar 2,5 cm : biasa untuk jari – jari
    • Lebar 5 cm : biasa untuk leher dan pergelangan tangan
    • Lebar 7,5 cm :biasa untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki
    • Lebar 10 cm : biasa untuk paha dan sendi panggul
    • Lebar > 10 – 15 cm : biasa untuk dada, perut dan punggung

Cara membalut dengan pita :

  • Berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut, maka dipilih pembalutan pita ukuran lebar yang sesuai.
  • Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh yang akan dibalut kemudian dari distal ke proksimal dibebatkan dengan arah bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya
  • Kemudian ujung yang dalam tadi (b) diikat dengan ujung yang lain secukupnya

4. Plester adalah pembalut berperekat

  • Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang.
  • Khusus untuk penutup luka, biasa dilengkapi dengan obat anti septik
Cara membalut luka dengan plester

  • Jika ada luka terbuka: luka diberi obat antiseptik, tutup luka dengan kassa, baru lekatkan pembalut plester.
  • Jika untuk fiksasi (misalnya pada patah tulang atau terkilir) : balutan plester dibuat ”strapping” dengan membebat berlapis – lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakkan tertentu perlu kita yang masing – masing ujungnya difiksasi dengan plester

5. Pembalut yang spesifik

  • Snelverband adalah pembalut pita yang sudah ditambah dengan kassa penutup luka dan steril, baru dibuka pada saat akan dipergunakan, sering dipakai pada luka – luka lebar yang terdapat pada badan.
  • Sufratulle adalah kassa steril yang telah direndam dengan obat pembunuh kuman. Biasa dipergunakan pada luka – luka kecil.

6. Kassa steril

  • Kassa streil adalah kassa yang dipotong dengan berbagai ukuran untuk menutup luka kecil yang sudah diberi obat – obatan (antibiotik, antiplagestik).
  • Setelah ditutup kassa itu kemudian baru dibalut.

PROSEDUR PEMBALUTAN 

1. Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan ini :

  • Bagian dari tubuh yang mana ?
  • Apakah ada luka terbuka atau tidak ?
  • Bagaimana luas luka tersebut ?
  • Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak ?
2. Pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan ! dapat salah satu atau kombinasi
3. Sebelum dibalut jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfektan atau dislokasi perlu direposisi
4. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan :

  • Dapat membatasi pergeseran atau gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi.
  • Sesedikit mungkin membatasi gerak bagian tubuh yang lain.
  • Usahakan posisi balutan yang paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita.
  • Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya pada balutan berlapis, lapis yang paling bawah letaknya disebelah distal.
  • Tidak mudah kendor atau lepas

Kamis, 05 Juli 2012

Profil Fasilitator Juresix 2010 - sekarang

Mau tau fasilitator yang membantu pelatih memberikan materi dan nasehatnya pada anggota Juresix..? Kami perkenalkan satu-satu sesuai abjad yaa.. :)


1. Antoni Budi S.S.G.



Nama lengkap : Antoni Budi S.S.G
Nama panggilan : kang Antoni
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 26 Maret 1993
Alamat : Jl. Cihanjuang Rahayu Kp. Tugu No.2 Kec. Parongpong Kab. Bandung Barat 40559
Agama : Islam
Riwayat pendidikan : 
  • SD : SDK BPK Penabur Cimahi
  • SMP : SMP Negeri 6 Cimahi
  • SMK : SMK Karya Bhakti Pusdikpal
  • Perguruan Tinggi : Politeknik TEDC

Pengalaman di PMR :

  • Komandan PMR Wira Unit SMK Karya Bhakti Pusdikpal
  • KSR Kota Cimahi

Keahlian di bidang PMR : Tandu
Kesibukan saat ini : Kuliah
Facebook : http://www.facebook.com/igneel.salamander
Twitter : -



2. Bondan Prasetyo



Nama lengkap : Bondan Prasetyo
Nama panggilan : kang Bondan
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 25 Mei 1994
Alamat : Puri Cipageran Indah 1 RT 03/24 Kel. Cipageran Kec. Cimahi Utara Kota Cimahi 40511
Agama : Islam
Riwayat pendidikan :

  • SD : SD  Negeri Cipageran Mandiri 1 (SDN Budi Mulya 3)
  • SMP : SMP Negeri 6 Cimahi
  • SMK : SMK Negeri 1 Cimahi
  • Perguruan Tinggi : Politeknik Manufaktur Negeri Bandung

Pengalaman di PMR : 
  • Wakil Komandan 1 di PMR Wira Unit SMK Negeri 1 Cimahi

Keahlian di bidang PMR : PP
Kesibukan saat ini : Prakerin, 
Facebook : http://www.facebook.com/bondan.prasetyo.58
Twitter : @bo_ndan


3. Kharismatika Sari


Nama lengkap : Kharismatika Sari
Nama panggilan : teh Eris
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 07 Juli 1994
Alamat : Jl. Pesantren
Agama : Islam
Riwayat pendidikan :
  • SD : SD  Negeri Cibabat 5 Cimahi
  • SMP : SMP Negeri 6 Cimahi
  • SD : SMK Negeri 12 Bandung
  • Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Bandung

Pengalaman di PMR : 
  • Anggota PMR Wira Unit  SMK Negeri 12 Bandung
  • Purna PMR Madya Unit  SMP Negeri 6 Cimahi

Keahlian di bidang PMR : Tandu
Kesibukan saat ini : Kuliah
Facebook : http://www.facebook.com/Kharismatikasari
Twitter : @KharismaEris


4. Restu Sadida



Nama lengkap : Restu Sadida
Nama panggilan : teh Restu
Tempat, tanggal lahir :  Bandung, 24 November 1994
Alamat : -
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan : 
  • SD :  -
  • SMP : SMP Negeri 6 Cimahi
  • SMK : SMA Negeri 3 Cimahi
  • Perguruan Tinggi : 

Pengalaman di PMR : 
  • Purna PMR Madya Unit  SMP Negeri 6 Cimahi

Keahlian di bidang PMR : Tandu
Kesibukan saat ini : Kuliah
Facebook : http://www.facebook.com/restu.hasfar
Twitter : -



5. Siti Rita


Nama lengkap : Siti Rita
Nama panggilan : teh Tata
Tempat, tanggal lahir : Palembang, 29 Juni 1994
Alamat : Jl. Purba Endah 1 RT 03/05 Sangkuriang, Kel. Cipageran Kec. Cimahi Utara Kota Cimahi 40511
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan : 
  • SD :  SD  Negeri Cipageran Mandiri 2 (SDN Rancabelut 1)
  • SMP : SMP Negeri 6 Cimahi
  • SMK : SMA Negeri 1 Cimahi
  • Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Bandung

Pengalaman di PMR : 
  • Purna PMR Madya Unit  SMP Negeri 6 Cimahi

Keahlian di bidang PMR : Tandu
Kesibukan saat ini : Kuliah
Facebook : http://www.facebook.com/siti.rita
Twitter : @sitiritaa



6. Tanti Julyanti


Nama lengkap : Tanti Juliyanti
Nama panggilan : teh Tanti
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 12 Juli 1995
Alamat : Jl. Jend. H. Amir Machmud Gg. Sukasari 4 RT 06/01 Kel. Cibeureum Kec. Cimahi Selatan Kota Cimahi 40535
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan : 
  • SD : SD Negeri Cibeureum 5 Cimahi
  • SMP : SMP Negeri 6 Cimahi
  • SMK : SMK Negeri 11 Bandung
  • Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia

Pengalaman di PMR : 
  • Komandan di PMR Wira Unit SMK Negeri 11 Bandung
  • Purna PMR Madya Unit  SMP Negeri 6 Cimahi

Keahlian di bidang PMR : PP dan PK
Kesibukan saat ini : Kuliah, penyiar radio di Suara Kemanusiaan FM
Facebook : http://www.facebook.com/Azzahranur
Twitter : -



Nah, itu tadi profil fasilitator kami. Semoga fasilitator kami tetap semangat dan tak mengenal lelah untuk membimbing dan memberikan ilmunya pada kami dalam membantu tugas pelatih dan memegang amanah dari pembina. Amin Ya Rabb. :)

Florence Nightingale


Florence Nightingale dilahirkan di Amostad Inggris pada tanggal 12 Mei 1820 ia putri bangsawan yang berkecukupan, tapi itu tidak memberikan kepuasan baginya. Akhirnya ia memilih jalan penghidupan yang menpunyai tujuan tapi harus dikejar dengan segala tenaga. Ia ingin menolong yang miskin, orang-orang sakit dan menderita sehingga ia ingin menjadi perawat, dengan segala rintangan dan hambatan ia lalui dan rintangan tersebut menjadi dorongan yang kuat baginya.

Florence Nightingale menjadi perawat karena bantuan Elisabeth Fry dan ia ingin pergi ke paris depan perang Krim ternyata ia mendapat surat untuk dikirim ke Scutari untuk merawat orang - orang sakit types, colera. Sisentri yang mengakibatkan banyak kematian, lebih dari korban perang.

Ia mendapat julukan Putri yang membawa Lampu (The Lady With The Lamp), karena pada waktu malam dengan membawa sebuah lampu ia mengunjungi yang sakit dan menghibur mereka yang terjaga tidurnya.

Setelah dari Scutari ia pergi ke Krim dan ia disana sakit dengan sebutan Crimean Fever (deman Krim). Dan setelah sembuh ia kembali ke Scutari untuk bekerja.

Setelah pulang ia mendirikan sekolah perawat yang dicita - citakannya yang disebut “Nightingale Found“ tahun 1888 ia mendapat anugrah “ The Royal Red Cross “ dan tahun 1907 mendapat ‘ Ordre Of Mert “ ia meninggal pada tanggal 3 Agustus 1910 di Inggris

Riwayat Hidup Anggota Komite Lima


a. Jean Henry Dunant


Jean Henry Dunant lahir pada hari Kamis tanggal 8 Mei 1826, di Ridverdine Genewa Swiss. Ayahnya berna aJean Jacques Dunant seorang anggota Dewan Republik Swiss dan Ibunya bernama Anne Antoniette Colladone keturunan bangsawan Perancis.Terpengaruh oleh pekerjaan ayahnya sebagai ketua yayasan yatim piatu, Henry Dunant memiliki dasar-dasat kepribadian yang halus dan senantiasa menolong mereka yang menderita. Pada usia 18 tahun ia mengikuti Young Men Criton Assocacosution di Perancis sebuah perhimpunan yang bertujuan meringankan penderitaan sesama manusia.



Di Alzazair Henry Dunant membangun usaha perkebunan dan penggilingan gandum, tetapi pada usia 30 tahun, ia dihadapkan pada cobaan dimana usahanya mulai mengalami kesulitan dana. Kesulitan lain yang dialami Dunant ialah karena ia bukan warga Negara Perancis, maka ia tidak begitu saja memperoleh konsensi atas penggunaan air bagi penggilingan gandumnya. Untuk itu, bagi Dunant tidak ada jalan lain kecuali berusaha menemui Napoleon III, yang kebetulan sedang berada di daerah Italia Utara untuk memimpin perang menghadapi Austria.Dengan tekad bulat ia berangkat ke Itali mengikuti angkatan perang Perancis dengan maksud akan lebih mudah bertemu dengan Napoleon III. Namun apa yang dialami Dunant bukannya bertemu dengan Napoleon III untuk kepentingan bisnisnya tetapi ia terperangkap dalam wilayah pertempuran Perancis – Sardinia di Solferino.


Dengan mengesampingkan bisnisnya, Dunant bersama masyarakat setempat melakukan berbagai usaha untuk membantu prajurit yang luka dan sakit.

Sepulangnya dari Solferino ia mulai menulis buku, dan buku ini diterbitkan bulan November 1862 yang diberi judul “Un Souvenir de Solferino” atau kenang-kenangan di bukit Solferino. Buku ini tidak hanya memuat tentang betapa hebatnya pertempuran dan penderitaan prajurit kedua pihak yang berperang dan tentang pengalaman Dunant sendiri, tetapi yang lebih penting dari itu adalah ide Henry Dunant yang menyatakan perlunya organisasi-organisasi sukarela yang bersifat internasional dan bebas untuk melakukan kegiatan pemberian bantuan bagi prajurit yang luka dan sakit di medan pertempuran tanpa adanya diskriminasi.

Dalam proses perkembangannya setelah terbentuknya perhimpunan-perhimpunan Palang Merah nama Jean Henry Dunant semakin populer dan mendapat sanjungan dimana-mana.

Tetapi sebaliknya bisnis yang ia jalankan hancur dan mengalami kebangkrutan usaha. Rumahnya terjual dan harta miliknya baik di Swiss maupun di luar negeri habis.

Hancurnya bisnis dan habisnya harta Dunant justru karena kegiatannya di bidang kemanusiaan. “Henry Dunant mengalami penderitaan demi penderitaan”. Pada tahun 1867 Napoleon III mengadakan pameran besar di Paris. Dalam rangka pameran tersebut Henry Dunant menerima penghargaan berupa medali emas, dan Dunant diangkat oleh beberapa Negara di Eropa sebagai Ketua Palang Merah. Tahun 1901 Henry Dunant mendapat hadiah Nobel untuk perdamaian dunia. Dunant meninggal dalam usia 82 tahun, pada hari minggu tanggal 30 Oktober 1910 di Desa Appernzeller Heiden dan dimakamkan di Zurich.



b. Henry Dufour


Henry Dufour pertama kali memasuki dinas kestentaraan yang akan dijalani seumur hidupnya pada tahun 1810, direkrut sebagai tentara Perancis Lima tahun sebelum Napoleon mangalami kekalahan di Waterloo. Dufour lahir di Costance pada tahun 1787. Ia mengalami luka pada tahun 1813 dan diobati di sebuah tahanan militer Inggris. Insinyur Sipil lulusan Encole Polytechnique Paris ini menghabiskan waktunya untuk membangun rel kereta api, jembatan dan perumahan.Swiss pada waktu itu belum membentuk konfederasi dan Dufour memainkan peran kunci dalam kampanye tentara Swiss untuk berjuang bagi sebuah negara bersatu. Pada tahun 1830, ia mengajukan khusus bagi bendera federal yang kemudian menjadi bendera negara tersebut dan sangat terkenal, Palang putih diatas dasar merah.

Dufour, seorang Jendral menjadi kepala Staff tentara Swiss pada saat huru-hara seperti revolusi, perang kemerdekaan dan guncangan akibat pergantian rezim yang terjadi di seluruh Eropa. Namun ia adalah politisi yang sangat dihirmati. Pada awal tahun 1860-an ia bertemu Henry Dunant dan membantunya untuk mendirikan Palang Merah.


c. Gustave Moynier


Gustave Moynier sangat tertarik dengan bukunya Henrdy Dunant, “A Memory of Solferino”. Dua orang tersebut bertemu dan gabungkan gagasan. Mereka memainkan peran penting dalam pembentukan palang Merah.Moynier lahir pada tahun 1928, lulusan Sarjana Hukum di Jenewa dan Perancis. Menjadi seorang Pilantropis dan pembela hak-hak kemanusiaan dan sosial. Beliau menjadi Presiden dari ICRC sejak awal berdiri selama 46 tahun. Moynier dianggap sebagai arsitek utama organisasi.

Pada tahun 1873, Moynier membantu pembentukan Institute of International Law di Jenewa yang kemudian dianggap sebagai tokoh pembela hak azasi manusia. Moynier sadar akan kabutuhan prioritas penyebaran makna hak azasi manusia secara luas.


d. Dr. Theodore Mounoir


Dr. Theodore Mounoir, seorang pendiri dan anggota Gerakan Palang Merah. Lahir di Jenewa pada tahu 1806 dan belajar kedokteran di Inggris dan Perancis. Dia menjadi ahli bedah dan anggota dari Dewan Kesehatan pada Komisi Kesehatan Lingkungan dan Kebersihan Masyarakat Jenewa. Talleyrand seorang Diplomat terkenal melihat bakat Mounoir dalam dunia diplomasi namun gagal membujuknya karena ia lebih memilih kedokteran.

Mounoir adalah teman Louis Appia, seorang pendiri Palang Merah seperti dirinya. Buku Sejarah ICRC ‘From Solferino to Tushima’ karya Pierre Boissier menggambarkan Mounoir sebagai seorang yang memiliki kualitas tinggi. Selain cerdas dia juga tampan, dan isi surat-suratnya mencerminkan ia mempunyai rasa humor yang tinggi.
Pemikirannya yang jelas dan akurat sangat membantu Dunant, Dufour, Moynier, dan Appia untuk mendirikan sebuah organisasi yang kemudian menjadi sebuah gerakan sukarela terbesar di dunia. Sampai dengan kematiannya pada tahu 1819, ia selalu disosialisasikan dengan ICRC.


e. Dr. Louis Appia



Dr. Louis Appia, Lahir pada tahun 1818 di Frankfurt dan memperoleh gelar Dokter di Heidelberg pada tahun 1843. Appia menaruh minat khusus pada perkembangan teknik bedah terhadap korban perang.Pada tahun 1859, pada suatu konflik, Appia memobilisasi sumber daya dan bantuan dana untuk menolong mereka yang terluka dan beliau sendiri bekerja di rumah sakit lapangan. Kerja sukarela untuk misi-misi seperti itu adalah bagian penting dari hidupnya.

Dua tahun kemudian Appia diangkat sebagai Medical Society di Jenewa. Kamudian pada tahun 1863 beliau diminta untuk bekerja didalam sebuah komisi yang membahas gagasan Henry Dunant bagi peningkatan kondisi tentara – tentara yang terluka di medan perang. Komisi ini kemudian menjadi ICRC.
Pada bulan Oktober 1863, Appia menyarankan agar para sukarelawan di zona perang seharusnya memakai pita lengan putih untuk mengidentifikasi mereka. Jendral Dufour kemudian menyarankan agar semua tanda pita lengan Palang Merah saja yang digunakan.

Rabu, 04 Juli 2012

Jean Henry Dunant



Jean Henry Dunant disebut Bapak Palang Merah karena beliau pendiri & pelopor berdirinya Palang Merah. Jean Henry Dunant lahir di Swiss pada tanggal 8 Mei 1928 (yang ditetapkan hari Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional) dan meninggal pada 30 Oktober 1910. Ayahnya bernama Jean Jacques Dunant, dan ibunya bernama Antoinette Colladon. Jean Henry Dunant adalah seorang pengusaha asal Swiss dan aktivis sosial.


Dunant dilahirkan di Jenewa, Swiss sebagai anak pertama dari pengusaha Jean-Jacques Dunant dan istrinya Antoinette Dunant-Colladon. Keluarganya sangat tulus ikhlas Calvinist dan memiliki pengaruh signifikan di masyarakat Jenewa . Orang tuanya sangat menekankan nilai sosial, dan ayahnya juga aktif membantu anak yatim dan parolees, sedangkan ibunya bekerja dengan orang sakit dan miskin. Dunant tumbuh pada periode agama terbangunnya dikenal sebagai Réveil, dan pada usia delapan belas tahun ia bergabung dengan Masyarakat Jenewa untuk memberikan zakat. Pada tahun berikutnya, bersama dengan teman-temannya, ia mendirikan apa yang disebut “Kamis Asosiasi”, yang lepas dari band muda laki-laki yang bertemu untuk belajar Alkitab dan membantu masyarakat miskin, dan ia menghabiskan banyak waktunya untuk orang yang terlibat dalam penjara dan kunjungan pekerjaan sosial.

Pada tanggal 30 November 1852, ia mendirikan Jenewa bab dari YMCA dan tiga tahun kemudian ia ikut ambil bagian dalam pertemuan Paris yang dikhususkan kepada pembinaan organisasi internasional. Sebelumnya pada tahun 1849, pada usia 21, Dunant dipaksa meninggalkan College Calvin karena nilai yang buruk, dan ia memulai magang pada perusahaan Pertukaran Uang Lullin et Sautter. Setelah berhasil , ia menetap sebagai karyawan bank.

Kemudian pada tahun 1853, Dunant mengunjungi Aljazair, Tunisia, dan Sicily, bertugas pada sebuah perusahaan yang dikhususkan untuk “koloni dari Setif” (Compagnie genevoise des koloni de Setif). Walaupun sedikit pengalaman, ia berhasil menyelesaikan tugas. Terinspirasi oleh perjalanan itu, dia, menulis buku pertama dengan judul An Account Kabupaten di Tunisia (Notice sur la Régence dari Tunisia), yang diterbitkan pada tahun 1858. Pada tahun 1856, ia membuat usaha untuk beroperasi di luar negeri koloni, dan, setelah diberikan lahan konsesi yang diduduki oleh Perancis-Aljazair, jagung yang tumbuh terus-menerus dan perdagangan perusahaan disebut Keuangan dan Industri Perusahaan dari Mons-Djémila Mills (Société financière et des industrielle Moulins des-Mons Djémila).

Namun, hak-hak tanah dan air yang tidak jelas ditetapkan, dan otoritas kolonial tidak khususnya koperasi. Akibatnya, Dunant memutuskan untuk naik banding langsung ke Perancis emperor Napoleon III, yang dengan tentara di Lombardy pada saat itu. Perancis telah berjuang di samping Piedmont-Sardinia melawan Austria, yang telah menduduki banyak sekarang Italia. Dunant menulis buku nyanjung penuh dengan pujian untuk Napoleon III dengan maksud untuk hadir ke maharaja, kemudian perjalanan ke Solferino untuk bertemu dengan dia secara pribadi.

Selama perjalanan bisnis pada tahun 1859, ia menjadi saksi dari Pertempuran di Solferino di Italia yang terjadi tepatnya tanggal 24 Juni 1859 di Solferino, Italia Utara, Pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur melawan pasukan Austria. Pada saat itu, Jean Henry Dunant tiba disana dengan harapan dapat bertemu dengan Kaisar Perancis (Napoleon III), Jean Henry Dunant secara kebetulan , menyaksikan pertempuran itu. Saat itu Dinas Medis Militer, kualahandalam menangani korban yang berjumlah 40.000 orang. Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Jean Henry Dunant bekerjasama dengan penduduk setempat segera mengkoordinasikan bantuan untuk mereka. 
Setelah kembali ke Swiss, Jean Henry Dunant menggambarkan sebuah buku yang berjudul Un Soovenir De Solverino yang artinya kenang-kenangan dari Solverino pada tahun 1862. Dalam bukunya, Jean Henry Dunant mengajukan 2 gagasan, yaitu : 

1. Membentuk organisasi sukarelawan yang akan disiapkan di masa damai untuk menolong para prajurit yang terluka di medan perang.

2. Mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang, serta sukarelawan dari organisasi tersebut pada waktu memberikan perawatan.

Dia juga berhasil memperoleh rilis Austria dokter diambil oleh Perancis. Setelah kembali ke Jenewa pada awal Juli, Dunant memutuskan untuk menulis buku tentang pengalaman dia, dia yang berjudul Un Souvenir de Solferino (A Memory of Solferino). Ia telah diterbitkan di dalam edisi 1862 dari 1.600 eksemplar dan telah dicetak di Dunant sendiri biaya.Di dalam buku, ia menggambarkan peperangan, dan biaya, dan setelah itu keadaan kacau-balau. Dia juga mengembangkan gagasan bahwa di masa depan organisasi yang netral harus ada untuk memberikan perawatan kepada prajurit luka.Dia didistribusikan ke buku terkemuka banyak tokoh politik dan militer di Eropa. Dunant juga mulai perjalanan melalui Eropa untuk mempromosikan ide-ide nya.Bukunya yang sangat positif yang diterima, dan Presiden dari Masyarakat Jenewa untuk Kesejahteraan Masyarakat, yuris Gustave Moynier, menjadikan buku dan saran topik di 9 Februari 1863 pertemuan organisasi.

Pada tahun 1863 Henry Dunant bersama keempat kawannya merealisasi gagasan tersebut dengan mendirikan komite internasional untuk nantuan para tentara yang cedera, sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau Committee of The Red Cross (ICRC) merupakan lembaga kemanusiaan bersifat mandiri, sebagai penengah dan netral.
Dalam perkembangannya Palang Merah Internasional juga memiliki Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau International Federation of Red Cross dan Red Crescent (IFRC).

Namun, Dunant terus melakukan advokasi di posisi ini perjalanan dan percakapan dengan peringkat tinggi-tokoh politik dan militer. Ini intensif pribadi konflik antara Moynier, yang mengambil pendekatan yang lebih pragmatis terhadap proyek, dan Dunant yang merupakan visi idealis di antara lima, dan dipimpin oleh Moynier ke upaya untuk menyerang Dunant dan tawaran untuk kepemimpinan.

Pada bulan Oktober 1863, 14 negara ikut ambil bagian dalam pertemuan di Jenewa yang disusun oleh komite untuk membahas peningkatan perawatan untuk luka prajurit. Dunant sendiri, tetapi, hanya karena protokol pemimpin Moynier dari upaya untuk mengurangi peranannya. Setahun kemudian, seorang diplomat konferensi diselenggarakan oleh Swiss Parlemen dipimpin dengan penandatanganan pertama Konvensi Jenewa oleh 12 negara.

Di antara beberapa penghargaan lainnya di tahun-tahun berikutnya, pada 1903 Dunant diberikan sebuah kehormatan doktor oleh fakultas medis dari University of Heidelberg. Dia tinggal di rumah sakit swasta di Heiden sampai akhir kematiannya. Pada tahun terakhir hidupnya, ia menderita depresi dan paranoid tentang pengejaran oleh para kreditur dan Moynier. Bahkan ada hari ketika Dunant bersikeras bahwa memasak di rumah sakit swasta pertama rasa makanan itu sebelum dia minta untuk melindungi terhadap kemungkinan keracunan. Meskipun ia terus menganut Kristen kepercayaan, di akhir tahun dia spurned dan menyerang Calvinism dan terorganisir agama secara umum. Menurut perawat, yang bertindak akhir hidupnya adalah untuk mengirimkan salinan dari buku Müller ke italian queen dengan dedikasi pribadi. Dia meninggal pada tanggal 30 Oktober 1910, ia outliving oleh nemesis Moynier hanya dua bulan. Meskipun selamat dari ICRC pada penganugerahan dari hadiah Nobel, dua saingan tidak pernah mencapai rekonsiliasi. Menurut keinginan, dia dikuburkan tanpa upacara di Sihlfeld Cemetery di Zürich.Menurut dia akan, ia menyumbangkan dana untuk yang aman “bebas tidur” Heiden di rumah sakit swasta yang akan selalu tersedia untuk warga miskin di wilayah dan deeded uang ke teman-teman dan organisasi sosial di Norwegia dan Swiss. Sisa dana itu kepada kreditur sebagian relieving his hutang; nya ketidakmampuan untuk menghapus hutang itu adalah beban besar untuk dia sampai kematiannya. Bekas rumah sakit swasta di rumah-rumah yang sekarang Heiden Henry Dunant Museum.

 

Semangat Henry Dunant inilah yang mengilhami terbentuknya Perhimpunan Nasional Palang Merah Nasional dan Bulan Sabit Merah yang didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia berjumlah 176 perhimpunan nasional. Sedang gagasan kedua Henry Dunant direalisasi Pemerintah Swiss dengan mengadakan konferensi Jenewa dengan menghasilkan Konvensi Jenewa (1864) yang terus dikembangkan sehingga dikenal sebagai Konvensi Jenewa 1949.

Pengumuman peraih nobel dilangsungkan di gedung Institut Nobel dan telah menjadi peristiwa besar. Penghargaannya sendiri diberikan setiap tahunnya setiap tanggal 10 Desember, tanggal dimana Alfred Nobel meninggal pada tahun 1896. Dari 1905 sampai 1946, upacara penganugerahannya diadakan di Institut Nobel, kemudian dari 1947 diselenggarakan di aula Universitas Oslo, lalu pada 1990 dipindahkan ke balai kota Oslo.

Karena karyanya, Jean Henry Dunant diberi penghargaan atas perannya dalam mendirikan Komite Palang Merah Internasional.
  

Sumber :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Henry_Dunant
- http://pmraic2.wordpress.com/2009/08/17/henry-dunant/
- http://pojokbiografi.wordpress.com/2010/02/18/biografi-henrry-dunant-pendiri-pmi/